Daging
dan Butiran Beras
Suatu
hari, si ayam mencuri makanan milik ayam lain. Belum sampai seutuhnya ia lahap,
tiba-tiba si kambing yang dikenal sebagai pembantu sang hakim memergokinya.
Karena hal yang dilakukan sang ayam dinilai melanggar hukum, ia pun
melaporkannya kepada Sang Hakim. “Mengapa kau berani mencuri makanan itu?”
Tanya Sang Hakim. “Majikanku sedang pergi ke negeri seberang dan ia tidak
meninggalkan sedikitpun makanan untukku.” Jelas si ayam. Tanpa berpikir
panjang, sang hakim pun menjatuhi hukuman 270 hari kurungan.
Saat
memasuki kurungan, di situlah hanya ada si tikus. Mereka pun berbincang, “Sejak
kapan kamu ditahan dan apa gerangan yang menyebabkanmu masuk kurungan ini?”
selang dua detik, si tikus pun menyaut, “Belum lama, sejak empat jam yang lalu,
aku disini lantaran aku mencuri semua isi kulkas di rumah seberang jalan, namun
masuk kurungan kumuh ini bukan masalah bagiku karena tak lama lagi aku akan
bebas, hanya terkurung lima hari.”
Si
ayam pun bingung mendengar jawaban si tikus, ia pun bertanya-tanya bagaimana
bisa ia yang hanya mencuri seperlima, tidak ada, mungkin seperdelapan makanan
ayam lain dikenai hukuman jauh lebih berat daripada si tikus yang mencuri
seluruh isi kulkas. Selang beberapa detik si tikus lanjut menjelaskan, “Akulah
hewan terkaya di komplek ini, si anijing bodoh yang katanya sang hakim itu pun
memperpendek masa kurunganku hanya dengan aku iming-imingi sepersembilan daging
simpananku. Sang hakim pun tak mau aku berlama-lama di sini karena ia juga
ingin mendapat daging yang kedua kalinya.”
Si
ayam pun terdiam, ia yang setiap harinya mendapat makanan dari sang majikan tak
mungkin melakukan hal sama seperti si tikus karena makanan si ayam hanyalah
butiran-butiran beras, anjing sang hakim tak akan doyan.
0 comments:
Post a Comment