Monday, November 4, 2013

Reaksi Kerajaan Aceh Untuk Menghadapi Aksi Portugis

A. AWAL PROSES KEDATANGAN BANGSA PORTUGIS KE INDONESIA
a.       Bartolomeus Dias
Tahun 1487, Bartolomeus Dias mengitari Tanjung Harapan dan memasuki perairan Samudra Hindia. Selanjutnya pada tahun 1498, Vasco da Gama sampai di India. Namun, orang-orang Portugis ini segera mengetahui bahwa barang-barang dagangan yang hendak mereka jual tidak dapat bersaing di pasaran India yang canggih dengan barang-barang yang mengalir melalui jaringan perdagangan Asia. Karena itu, mereka sadar harus melakukan peperangan di laut untuk mengukuhkan diri.
     
b.       Alfonso de Albuquerque
 Alfonso de Albuquerque merupakan panglima angkatan laut terbesar pada masa itu. Pada tahun 1503 Albuquerque berangkat menuju India, dan pada tahun 1510 dia menaklukan Goa di pantai barat yang kemudian menjadi pangkalan tetap portugis. Pada tahun 1510, setelah mengalami banyak pertempuran, penderitaan, dan kekacauan internal, tampaknya Portugis hampir mencapai tujuannya. Sasaran yang paling penting adalah menyerang ujung timur perdagangan Asia di Maluku.
Setelah mendengar laporan-laporan pertama dari para pedagang Asia mengenai kekayaan Malaka yang sangat besar, Raja Portugis mengutus Diogo Lopez de Sequiera untuk menekan Malaka, menjalin hubungan persahabatan dengan penguasanya, dan menetap disana sebagai wakil Portugis di sebelah timur India.
Pada bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa Purtugis menuju Malaka dengan kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal. Peperangan pecah segera setelah kedatangannya dan berlangsung terus secara sporadis sepanjang bulan Juli hingga awal Agustus. Dengan dikuasainya Malaka oleh Portugis tersebut merupakan ancaman bagi Kerajaan Aceh.
  
    B.     BERDIRINYA KERAJAAN ACEH
            Kerajaan Aceh berdiri menjelang keruntuhan Samudera Pasai. Sebagaimana tercatat dalam sejarah, pada tahun 1360 M, Samudera Pasai ditaklukkan oleh Majaphit, dan sejak saat itu, kerajaan Pasai terus mengalami kemudunduran. Diperkirakan, menjelang berakhirnya abad ke-14 M, kerajaan Aceh telah berdiri dengan penguasa pertama Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1 Jumadil Awal 913 H (1511 M).
  
           Pada awalnya, wilayah kerajaan Aceh ini hanya mencakup Banda Aceh dan Aceh Besar yang dipimpin oleh ayah Ali Mughayat Syah. Ketika Mughayat Syah naih tahta menggantikan ayahnya, ia berhasil memperkuat kekuatan dan mempersatukan wilayah Aceh dalam kekuasaannya, termasuk menaklukkan kerajaan Pasai. Saat itu, sekitar tahun 1511 M, kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di Aceh dan pesisir timur Sumatera seperti Peurelak (di Aceh Timur), Pedir (di Pidie), Daya (Aceh Barat Daya) dan Aru (di Sumatera Utara) sudah berada di bawah pengaruh kolonial Portugis. Mughayat Syah dikenal sangat anti pada Portugis, karena itu, untuk menghambat pengaruh Portugis, kerajaan-kerajaan kecil tersebut kemudian ia taklukkan dan masukkan ke dalam wilayah kerajaannya. Sejak saat itu, kerajaan Aceh lebih dikenal dengan nama Aceh Darussalam dengan wilayah yang luas, hasil dari penaklukan kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya.
   
         C. AKSI PORTUGIS DI ACEH
Kedatangan Portugis ke Asia termasuk ke Indonesia dilandasi keinginan untuk berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah, dan juga menyebarkan agama nasrani. Yang mana sebab serta tujuan tersebut biasa dikenal dengan tiga unsur, yaitu gold (emas/kekayaan), gospel (agama), glory (kejayaan/kekuasaan). Pada awalnya, tujuan Portugis ke Indonesia hanya untuk membeli rempah-rempah dari petani Indonesia. Namun dengan meningkatnya kebutuhan industri di Eropa akan rempah-rempah, mereka kemudian mengklaim daerah-daerah yang mereka kunjungi adalah daerah kekuasaanya.di daerah tersebut, mereka memonopoli perdagangan rempah-rempah dan mengeruk kekayaan alam sebanyak mungkin. Karena hanya orang Portugis yang menguasai daerah tersebut, maka penentuan harga akan rempah-rempah diputuskan oleh orang Portugis juga.
   Untuk memperoleh hak monopoli perdagangan, Portugis tidak jarang melakukan dengan cara pemaksaan. Salah satunya mereka membuat perjanjian dengan penguasa setempat, yang mana isi perjanjian tersebut jelas menguntungkan bagi pihak Portugis. Selain mengadakan perjanjian dengan penguasa setempat, orang Eropa juga ikut campur dengan urusan politik suatu daerah. Dalam hal ini bangsa Eropa selalu mengadu domba kelompok masyarakat atau wilayah dan kemudian mendukung salah satunya. Dengan cara inilah bangsa Eropa dapat mempengaruhi penguasa dan memperoleh hak istimewa dalam berdagang.
Selain memonopoli perdagangan aksi Portugis di Aceh lainnya adalah melarang orang-orang Aceh berlayar ke barat oleh Portugis dan kapal-kapal Aceh ditangkap oleh Portugis.


D.      REAKSI KERAJAAN ACEH UNTUK MENGHADAPI AKSI PORTUGIS
      Sebab-sebab terjadinya perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis:
ü  Adanaya monopoli perdagagan oleh Potugis.
ü  Adanya larangan orang-orang Aceh berlayar ke barat oleh portugis.
ü  Dengan berkedudukan di Malaka, Portugis merupakan saingan Aceh dalam perdagangan  di kawasan sekitar Selat Malaka.
ü  Portugis ingin menyebarkan agama Katholik. Hal ini tidak bisa diterima oleh Aceh sebagai sebuah kerajaan Islam.
Raja-raja Aceh yang melakukan perlawanan terhadap Portugis antara lain:
ü  Sultan Ali Mughayat Sya
Pada masa pemerintahannya, Aceh bersekutu dengan Kerajaan Johor untuk menyingkirkan Portugis. Pada tahun 1513, Aceh menyerang Malaka dengan bantuan Pangeran Sabrang Lor (Pati Unus) dari Demak.
ü  Sultan Alaudin Riayat Syah
Pada masa pemerintahannya, yaitu pada tahun 1550, Aceh menyerang Malaka lagi dengan bantuan Ratu Kalinyamat dari Demak. Namun penyerangan ini tidak membuahkan hasil.
ü  Sultan Iskandar Muda
Raja Aceh yang sangat gigih melawan Portugis adalah Sultan Iskandar Muda. Pada tahun 1629, ia melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka.

Usaha Mughayat Syah untuk mengusir Portugis dari seluruh bumi  Aceh  dengan  menaklukkan  kerajaan  kerajaan  kecil  yang  sudah  berada  di  bawah Portugis berjalan lancar. Secara berurutan, Portugis yang berada di daerah Daya ia gempur dan berhasil ia kalahkan. Ketika Portugis mundur ke Pidie, Mughayat juga menggempur Pidie, sehingga Portugis terpaksa mundur ke Pasai. Mughayat kemudian melanjutkan gempurannya dan berhasil merebut benteng Portugis di Pasai. Dengan jatuhnya Pasai pada tahun 1524 M.
 Aceh menjadi satu-satunya kerajaan yang memiliki pengaruh besar di kawasan tersebut. Kemenangan yang berturut-turut ini membawa keuntungan yang luar biasa, terutama dari aspek persenjataan. Portugis yang kewalahan menghadapi serangan Aceh banyak meninggalkan persenjataan, karena memang tidak sempat mereka bawa dalam gerak mundur pasukan. Senjata-senjata inilah yang digunakan kembali oleh pasukan Mughayat untuk menggempur Portugis
Ketika benteng di Pasai telah dikuasai Aceh, Portugis mundur ke Peurelak. Namun, pasukan Aceh tidak memberikan kesempatan sama sekali pada Portugis. Peurelak kemudian juga diserang, sehingga Portugis mundur ke Aru. Tak berapa lama, Aru juga berhasil direbut oleh Aceh hingga akhirnya Portugis mundur ke Malaka.
Perlawanan Aceh terhadap Portugis, dilanjutkan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda di Malaka. Beberapa tindakan Iskandar Muda untuk memperkuat Kerajaan Aceh;
ü  Menambah dan melengkapi kapal-kapal dagang dengan prajurit dan persenjataan.                                                   
ü  Menjalin hubungan baik dengan Turki dan Gujarat.          
ü  Meningkatkan kerja sama dengan kerajaan Islam di nusantara.
ü  Memperkuat pertahanan di dalam negeri.
ü  Memperluas daerah ke Semenanjung Malaka dengan dikuasainya Kerajaan Kedah, Perak, Johor, dan Pahang. Daerah pantai barat dan timur Sumatera dikuasainya sampai ke Pariaman yang merupakan jalur masuk Islam ke Minangkabau.
ü  Untuk memperlemah kekuasaan Portugis, Iskandar Muda membuka kerja sama dengan Belanda  dan Inggris dengan mengijinkan kongsi Dagang mereka, yaitu VOC dan EIC.
ü  Menyerang Portugis di Malaka dan sempat mengalahkan Portugis di Pulau Bintin pada tahun 1624.
ü  Mendirikan Masjid Baiturrahman di pusat ibu kota kerajaan Aceh.

Tujuan Sultan Iskandar Muda menyerang Malaka adalah untuk:
ü  Mengusir bangsa Portugis dari Malaka.
ü  Mematahkan kekuatan Portugis di daerah Asia Tenggara.
ü  Menguasai daerah produksi lada dan timah yang berada di sekitar Malaka.
Namun, kedua belah pihak tidak mampu saling mengalahkan. Aceh tidak mampu mengusir Portugis dari Malaka dan sebaliknya, Portugis pun gagal menanamkan pengaruhnya ke Aceh.
Pada masa Sultan Iskandar Muda, Aceh merupakan salah satu pusat perdagangan yang sangat ramai di Asia Tenggara. Kerajaan Aceh pada masa itu juga memiliki hubungan diplomatik dengan dinasti Usmani di Turki, Inggris dan Belanda. Pada  masa Iskandar Muda,  Aceh  pernah  mengirim  utusan  ke  Turki  Usmani  dengan membawa hadiah. Kunjungan ini diterima oleh Khalifah Turki Usmani dan ia  mengirim hadiah balasan berupa sebuah meriam dan penasehat militer untuk membantu memperkuat angkatan perang Aceh. Wilayah kekuasaan Aceh mencapi Pariaman wilayah pesisir Sumatra Barat, Perak di Malaka yang secara efektif bisa direbut dari portugis tahun 1575.


E.     PENYEBAB KEMUNDURAN KERAJAAN ACEH
Penyebab kemunduran Kerajaan Aceh bukan dikarenakan adanya reaksi Portugis di Aceh melainkan hal-hal berikut.
ü  Setelah Sultan Iskandar Muda wafat, tidak ada raja-raja besar yang mampu mengendalikan daerah Aceh yang begitu luas.
ü  Kemunduran itu mulai terasa dan terlebih lagi setelah meninggalnya Sultan Iskandar Thani.
ü  Timbulnya pertikaian yang terus menerus di Aceh antara golongan ulama (teungku) yang mengakibatkan melemahnya Kerajaan Aceh.
ü  Daerah –daerah kekuasaanya banyak yang melepaskan diri, seperti Johor, Pahang, Perak, Minangkabau, dan Siak.
Share:

2 comments:

  1. aku kebantu bgt sama postan yang ini :))
    aku boleh nanya ga sis? kalo akibat dari dikuasainya malaka oleh portugis bagi jalur perdagangan dan pelayaran di bandar selat malaka itu apa ya?tolong dibantu ya? :)) thanks

    ReplyDelete