Wednesday, December 14, 2016

Contoh Layout Buletin Narkoba

PLAKAT merupakan buletin yang diterbitkan oleh sebuah organisasi bernama PLATINA (Pelajar Teladan Anti NAPZA) SMAN 1 Yogyakarta. PLAKAT merupakan akronim dari “Platina Berkata” yang terbit setiap dua bulan sekali dan biasanya menguak kasus-kasus penyalahgunaan narkoba yang sedang booming di masyarakat, dan berikut contoh buletin yang telah berhasil diterbitkan. Semoga menginspirasi :))

PLAKAT Edisi II
Layout by : Annisa Nur Baiti

PLAKAT Edisi IV
Layout by : Annisa Nur Baiti
Share:

Artikel Pahlawan "Sudirman, Panglima Besar Panutan Bangsa"

Panglima Besar Panutan Bangsa
            Bagi bangsa Indonesia, Panglima Besar Jenderal Sudirman adalah tokoh yang begitu populer. Ia adalah pahlawan pejuang yang berasal dari kalangan angkatan bersenjata. Bahkan karena ketokohan dan kepeloporannya di bidang ketentaraan, maka Jenderal Sudirman kemudian dikenal sebagai Bapak TNI. Sekalipun secara formal ia bukan lulusan akademi militer, namun karena bakat, semangat dan disiplin yang tinggi serta rasa tanggung jawab dan panggilan hati nurani untuk berjuang mencapai dan menegakkan kemerdekaan Indonesia, maka Sudirman cepat mencuat sebagai pemimpin di lingkungan angkatan perang Indonesia. Sudirman berasal dari keturunan rakyat biasa, yakni dari pasangan Karsid Kartowiroji dan Siyem. Ia dilahirkan di desa Bodaskarangjati, Purbalingga pada 24 Januari 1916. Sejak kecil, Sudirman sudah menjadi anak angkat keluarga Tjokrosoenarjo, dengan harapan agar kelak ia bisa sekolah. Istri Tjokrosoenarjo itu tidak lain adalah kakak dari Siyem (ibu kandung Sudirman).
            Sebagai Bapak TNI, ia bukan disimbolkan oleh tanda pangkat, bintang atau tanda jasa, namun ditandai dengan semangat dan nurani yang tajam sebagai seorang pejuang. Pakaian khasnya, adalah destar atau ikat wulung (ikat kepala berwarna hitam), baju mantol hijau tentara dan keris yang terselip. Ia sangat baik dengan anak buah, arif dan tidak bersikap keras, tetapi lebih menonjolkan watak kebapakannya. Itulah beberapa keistimewaan Sudirman yang jarang ditetemukan pada diri pimpinan tentara dan mungkin juga pemimpin nasional yang lain. Sebagaimana layaknya masyarakat Indonesia yang dikenal religius, Sudirman sebagai anak desa di Jawa, setiap sore biasa pergi ke surau atau langgar untuk belajar membaca Al-Quran dan pengetahuan agama Islam. Ia tumbuh di tengah-tengah keluarga dan masyarakat Jawa yang muslim sehingga wajar kalau sejak kecil sudah belajar agama dan sering dipanggil “kajine.”
            Sudirman mengawali dan membina debut ketokohannya dari lingkungan sipil atau lingkungan sosial kemasyarakatan. Sejak sekolah di MULO Wiworotomo, Sudirman sudah aktif di dalam kegiatan organisasi. Di samping aktif berorganisasi, Sudirman merupakan peserta didik yang tekun dan ulet. Bahkan di antara teman-temannya, Sudirman menjadi cermin sekaligus tempat bertanya soal pelajaran di sekolah, sehingga ia terkenal sebagai guru kecil atau pembantu guru. Ia kemudian menjadi aktivis Muhammadiyah di Cilacap, antara lain aktif di kepanduan Muhammadiyah atau yang terkenal dengan sebutan Hizboel Wathan (HW), juga di Pemuda Muhammadiyah. Di lingkungan HW dan dan Pemuda Muhammadiyah ini, pembinaan diri Sudirman menjadi semakin efektif. Ketakwaan, kedisiplinan, kerja keras, tanggung jawab dan jiwa kepemimpinannya lebih terpupuk dan semakin matang. Oleh karena aktivitas, tanggung jawab, dan jiwa kepemimpinannya, Sudirman dipercaya sebagai pimpinan HW, Sudirman juga pernah menjadi pimpinan Pemuda Muhammadiyah Wilayah Jawa Tengah. Tidak hanya itu, ternyata Sudirman juga seorang pendidik dan guru di lingkungan pendidikan HIS Muhammadiyah, sekalipun secara formal Sudirman bukan lulusan dari pendidikan guru. Namun dengan kemauan dan kemampuan yang dimiliki, ternyata Sudirman mampu tampil sebagai guru yang andal. Pada waktu diadakan pemilihan kepala sekolah, ternyata tanpa pernah dibayangkan, Sudirman terpilih sebagai Kepala Sekolah HIS Muhammmadiyah Cilacap. Sebagai pendidik di lingkungan pendidikan Muhammadiyah, Sudirman memiliki obsesi untuk memajukan pendidikan kaum bumiputera. Ia sangat berkomitmen dan berpandangan tegas seperti halnya Ahmad Dahlan dan Ki Hadjar Dewantara, bahwa melalui pendidikan bumiputera yang maju akan dapat mencerdaskan kehidupan masyarakat, sebagai langkah strategis untuk mengikis pengaruh ideologi yang dilakukan oleh penjajah. Setelah beranjak dewasa, Sudirman dikenal sebagai da’i kondang di wilayah Kedu dan Banyumas.
            Memasuki masa pendudukan Jepang, Sudirman tampil sebagai tokoh yang cukup dewasa, arif, dan tetap rendah hati. Jiwa kepemimpinannya begitu menonjol. Ia sangat memperhatikan nasib masyarakat. Pada masa pendudukan Jepang, banyak anggota masyarakat menderita dan jatuh miskin. Sudirman mencoba membantunya dengan cara membentuk koperasi dagang yang diberi nama Perkoperasian Bangsa Indonesia atau Perbi. Koperasi ini ternyata dapat memperingan beban hidup masyarakat Cilacap. Sudirman pada waktu itu juga berusaha membuka kembali sekolah Muhammadiyah yang pernah ditutup oleh Belanda. Usahanya pun berhasil setelah mengalami berbagai kesulitan. Dengan ketokohan Sudirman ini telah menimbulkan kekhawatiran bagi Jepang. Oleh karena itu, Jepang mencoba memanfaatkan ketokohan Sudirman ini untuk kepentingan Jepang sekaligus secara politis untuk membatasi ruang gerak Sudirman. Sudirman kemudian diangkat sebagai Syu Sangi kai (Dewan Penasehat di tingkat daerah karesidenan). Pada waktu Jepang membentuk pasukan keamanan Pembela Tanah Air (PETA), Sudirman pun direkrut, dan kemudian dipercaya sebagai Daidanco (komandan batalion PETA) di Banyumas.
            Demikian juga pada masa kependudukan Belanda, saat Sudirman dalam keadaan sakit dan dalam perawatan di rumahnya Bintaran, Yogyakarta, situasi politik nasional semakin memanas. Pada November 1948, hubungan antara Indonesia dengan Belanda semakin memburuk. Belanda terus berusaha meningkatkan kekuatan bersenjatanya. Menghadapi perkembangan yang semakin memburuk itu, sekalipun dalam keadaan sakit, Sudirman tetap melakukan koordinasi dengan para komandan agar semua kekuatan bersenjata bersiap siaga.
            Pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan terhadap RI dengan menyerang ibukota RI Yogyakarta guna menangkap  pemimpin-pemimpin pemerintah dan merobohkan pemerintah RI. Hari itu juga Jenderal Sudirman meninggalkan Yogyakarta dan memulai perjalanan gerilya yang berlangsung kurang lebih tujuh bulan lamanya. Buat seorang yang masih sakit, perjalanan seperti itu bukanlah perjalanan yang ringan, tak jarang Sudirman kekurangan makanan dan obat-obatan. Di samping itu, Belanda juga selalu berusaha menangkapnya.
            Pada tanggal 29 Januari 1950, Jenderal Sudirman meninggal dunia di Magelang, Jawa Tengah karena sakit tuberkulosis parah yang dideritanya. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan. Pada 1997, ia mendapat gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh tiga jenderal di RI sampai sekarang, yaitu Soeharto, Abdul Haris Nasution dan dirinya sendiri.
            Perjalanan hidup Sudirman telah meletakkan dasar-dasar kepribadian, karakter dan membangun jiwa kepemimpinan Sudirman. Tokoh Sudirman adalah sosok yang pantas untuk diteladani. Ia seorang pribadi yang senang kerja keras, disiplin, jujur dengan empati yang tinggi. Ia adalah seorang pemimpin yang demokratis dan bertanggung jawab, sangat menghargai sesama dan rela berkorban untuk masyarakatnya, serta membela anak buahnya. Perjalanan hidup dan jiwa kepemimpinan Sudirman itu dibangun di tengah-tengah masyarakat dan diabdikan untuk kepentingan masyarakat dan bangsanya.
            Dengan realitas tersebut, sudah sepantasnya sosok Sudirman dengan segala dinamika hidup dan perjuangannya selalu kita kenang dan dijadikan cermin serta teladan bagi bangsa Indonesia. Apalagi jika dikaitkan dengan kondisi kehidupan dewasa ini, dimana bangsa kita sedang mengalami krisis keteladanan dan krisis kepemimpinan. Rasa percaya antarsesama komponen bangsa semakin menipis. Kehidupan berkebangsaan dan makna nasionalisme menjadi sebuah pertanyaan besar. Rasa kepercayaan sebagian masyarakat terhadap pemerintah, lembaga legislatif dan juga yudikatif mulai meluntur. Banyak anggota masyarakat yang kecewa karena melihat perilaku para pejabat dan pimpinannya yang menyalahgunakan wewenang, tidak peka terhadap kepentingan rakyat, dan lebih mementingkan kepentingan pribadi atau partainya. Begitu juga tidak sedikit produk hukum yang dihasilkan dan pelaksanaan yang dijalankan oleh aparat penegak hukum dirasakan kurang berpihak kepada rakyat. Yang lebih mengkhawatirkan adalah lunturnya semangat kebangsaan dan identitas nasional. Kondisi ini tentu akan mengancam eksistensi bangsa Indonesia.  Menghadapi problem semacam itu perlu dilakukan upaya-upaya antara lain menemukan alat perekat persatuan dan kesatuan serta simbol-simbol untuk meneguhkan identitas dan rasa kebangsaan Indonesia. Upaya ini misalnya dengan menggali dan mengkaji kembali peran serta nilai-nilai perjuangan dari para tokoh dan pemimpin bangsa, seperti kepemimpinan Sudirman dalam memerankan ketokohannya di masyarakat, sejak ia sekolah di Wiworotomo, sampai menjadi pimpinan HW dan Pemuda Muhammadiyah, bahkan sampai saat memimmpin perang gerilya bersama masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
Atmojo, S.Sulistyo, 1985, Mengenang almarhum Panglima Besar Jenderal Soedirman     pahlawan besar (ebook)
Khamidah, 2008, Perjuangan Jenderal Soedirman Pada Masa Revolusi Fisik (1945-          1950),http://digilib.uinsuka.ac.id/1535/1/BAB%20I,%20BAB%20V,%20DAFTA         R%20PUSTAKA.pdf, diakses pada 23 Oktober 2016 pukul 21:23 WIB

Fransisca, Prabowo, 2013, Soedirman, http://sisca11142.blogspot.co.id/2013/11/pahla      wanku-idolaku.html, diakses pada 23 Oktober 2016 pukul 21:43 WIB
Share:

Pidato Singkat Sambutan Ketua Panitia HUT RI

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Innalhamdalillah nahmaduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruhu. Wa na’udzubillahiminsyururi anfusina wa min sayyiaati ‘amalina. Mayyahdihillah fala mudillalah. Wa mayyudlil fala hadiyallah. Asyhadu alla ilaaha illalloh wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rosuluh. Amma ba’du.

Yang terhormat, Bapak Camat Kecamatan Moyudan atau yang mewakili. Yang kami hormati, Bapak Lurah Desa Sumberagung atau yang mewakili. Yang kami hormati, Bapak Kepala Dusun Pendulan. Yang kami hormati Bapak-Bapak ketua RW dan ketua RT sedusun Pendulan. Serta seluruh masyarakat Dusun Pendulan yang berbahagia.
Alhamdulillah, marilah kita senantiasa bersyukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena pada malam hari ini kita diberi karunia sehat wal’afiat dan dapat merayakan 71 tahun kemerdekaan negara kita tercinta.

Sebelumnya, saya ucapkan terimakasih kepada pembawa acara yang telah memberikan waktu kepada saya untuk menyampaikan beberapa patah kata.

Hadirin yang berbahagia,
Tepat 71 tahun yang lalu, Bangsa Indonesia mengalami suatu peristiwa yang sangat penting, yakni diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Lebih dari tujuh dasawarsa bangsa ini menghirup udara kebebasan, berdiri di atas kaki sendiri, lepas dari segala bentuk cengkeraman penjajahan. Namun, perjuangan Bangsa ini belumlah usai, mengisi kemerdekaan tak kalah penting dengan merebut dan menegakkan kemerdekaan. Oleh karena itu, marilah kita berusaha mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif serta dengan menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan demi kemajuan bangsa.
Hadirin yang berbahagia,
Kami selaku panitia berharap acara ini bukan hanya sebagai ajang perlombaan dan tontonan semata, namun juga sebagai bentuk perwujudan dalam mengisi kemerdekaan, sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kegembiraan dalam menyambut Hari Ulang Tahun ke-71 Republik Indonesia. Di samping itu, acara ini juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama warga dan meningkatkan eksistensi karang taruna Dusun Pendulan. Adapun hal terpenting yang ingin saya sampaikan adalah ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada seluruh masyarakat Dusun Pendulan yang telah memberikan sumbangan material maupun spiritual sehingga acara ini dapat terlaksana tanpa ada halangan yang menghadang. Saya di sini mewakili seluruh rekan-rekan panitia juga meminta maaf apabila penjamuan dan pelayanan fasilitas selama acara berlangsung kurang memuaskan.
Hadirin yang berbahagia,
Tidak lupa saya ingin mengajak kepada seluruh elemen masyarakat yang ada di Dusun Pendulan khususnya untuk terus mengokohkan soliditas dan kerjasama yang positif demi mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera.

Demikian sambutan ini saya sampaikan. Semoga Allah SWT selalu memberikan kita petunjuk dan ridho-Nya di setiap langkah kita, aamiin. Dirgahayu Republik Indonesia.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Share:

Friday, June 3, 2016

Teks Pranatacara Basa Jawa Pengajian

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuhu,
Innalhamdalillaah, nahmaduhu wanasta’inuhu wanastaghfirruhu, wana’uudzubillahi min syuruuri anfusina wa min sayyiati a’maalina, may yahdihillahu fala mudzillalah wa may yudlill fala haadiyalah, asyhadu an-laailaaha illallaah wahdahu laa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warasuuluhu. Amma ba’d.

Para pinisepuh saha para sesepuh ingkang satuhu kinabekten rahimakumullah;
Para pangemban pangembating praja tuwin satriyaning negari minangka pandam pandoming kawula ingkang pantes sinudarsana;
Para alim, ulama, saha para kyai ingkang lebda ing pamawas ingkang tansah tinuladha dening para ummat, langkung-langkung wabil khusus dhumateng panjenenganipun almukarrom ……………………….. (nama tokoh yang akan memberikan pengajian/tausyiyah) ingkang tansah kita antu-antu wedharing wursita aji, ingkang dipun mulyaaken Allah;
Para bapak sumrambah para ibu saha para sedherek sedaya kaum muslimin lan muslimat rakhimakumullah.

Langkung rumiyin sumangga kula dherekaken sami manengku puja puji, ngunjukaken raos syukur dhateng ngarsanipun Allah SWT ingkang dumugi ing titiwanci menika taksih kepareng paring nugraha kawilujengan dhumateng panjenengan sedaya dalasan kula, saha awit paringipun sak sae-saenipun ni’mat arupi iman lan Islam. Innalhamda lillaah.
Shalawat saha salam mugi tansah katetepna dhumateng junjungan kita nabi agung Muhammad SAW, para garwa saha putra, para keluarganipun saha para sahabatipun, saengga benjang ing yaumul akhir mugi-mugi kita tansah pikantuk syafaatipun.

Para Bapak, para ibu kaum muslimin lan muslimat rahimakumullah. Keparenga langkung rumiyin kula minangka jejering pambiwara ingkang kapiji nderekkaken titi laksananing adicara Pengaosan …………………, nyuwun lumunturing sih samodra pangaksami, denea kula cumanthaka nggempil kamardikan saha munggel pangandikan sawetawis, kinarya amurwakani adicara pengaosan ing ndalu punika. Sak lajengipun, keparenga kula badhe hangaturaken menggah urut reroncening adicara Pengaosan ………………… ing titi wanci punika ingkang sampun rinacik saha rinantam kirang langkung mekaten :
  1. Adicara angka sepisan Pambuka
  2. Kalajengaken adicara ingkang angka kalih, Waosan Kalamullah ingkang sampun sinerat ing Pustaka Suci Al-Qur’an, ingkang samangke badhe kasarirani dening sedherek ……….
  3. Ndungkap adicara ingkang angka tiga, atur pambagyaharja ingkang hamengku gati, ingkang badhe kasarirani sedherek/bapak ……………………… (ketua panitia atau yang ditunjuk)
  4. Wondene adicara ingkang angka sekawan, minangka wigatosing pepanggihan dalu punika, nun inggih  Wedharing Pengaosan arupi tausyiyah ingkang badhe kaparingaken dening almukarrom …………………… (sebut nama beserta gelar dan status keagamaannya, misalnya kyai haji atau apa…)
  5. Minangka pungkasaning titi laksana pengaosan nun inggih panutup.

Hadhirin wal hadhirat, kaum muslimin lan muslimat rahimakumullah, mekaten menggah urut reroncening titi laksana adicara Pengaosan ………….. ing dalu punika. Mugi-mugi adicara ingkang sampun karantam menika sageta lumampah kanti rancag winantu barakahipun Gusti Allah SWT. Awit saking menika, sumangga kita sareng-sareng ngaturaken pandonga dhumateng ngarsanipun Gusti Allah SWT mracihnani bilih pepanggihan dalu punika tumunten kawiwitan. Kinarya murwakani adicara pengaosan menika, sumangga kita ngunjukkaen do’a kanti waosan bBasmallah.

=====

Matur nuwun.
Ndungkap adicara ingkang angka kalih, nun inggih Waosan Kalamulah ingkang badhe kasarirani dening sedherek ……………………. Anamung saderengipun, kasuwun dumateng sedaya jamaah mugi kepareng hamidangetaken saha hangraosaken ing sak lebeting manah jer menika Pangandikanipun Allah SWT. Sadereng lan sasampunipun dipun aturaken agunging panuwun. Salajengipun, dhumateng sedherek …………… wekdal kasumanggaaken.

=====

Paripurna waosan ayat-ayat suci ingkang sampun kaaturaken. Ing pangajab, mugi kanthi waosan kala wau manah kita langkung tinarbuka saengga saget ayom ayem tentrem dumigi sak lami-laminipun. Ugi dhumateng sedherek ingkang sampun ngaturaken waosan kala wau pikantuk ganjaran saking ngarsanipun Allah SWT. Amiin yaa rabbal ‘aalamiin.
Ndungkap adicara ingkang angka tiga, atur pambagyaharja. Dhumateng sederek / Bapak …… wekdal kasumanggaaken.

=====

Mekaten menggah atur pambagyaharja sampun kaaturaken, ingkang salajengipun atur saking panitia, titi laksitaning adicara badhe kasigeg sawetawis kinarya paring wekdal dhateng para kanca ingkang badhe angaturaken pasugatan prasaja. Dhumateng para rawuh ingkang sampun kaladosan, mugi kepareng tumunten anyekecaaken ngunjuk sarta dhahar kanthi merdikaning penggalih. Salajengipun adicara kasumeneaken sawetawis.
Para rawuh, ing pangajab wekdal sumene menika ketingal regeng, ing ngarsa panjenengan sedaya badhe kaaturaken pasugatan saking Paguyuban Seni Rebana Kembang Setaman saking Pedukuhan Sanga, Karang. Ingkang menika, wekdal sumene kaaturaken dhumateng panjenganipun Bapak Wiji Naryana saha Bapak Sudarsa minangka pengesuhing paguyuban. Dhumateng para rawuh, sugeng midhangetaken kanthi merdikaning penggalih. Sumangga.

=====

Jamaah pengaosan rakhimakumullah, kanthi niat nggemeni wekdal, wekdal sumene kula suwun kinarya anglajengaken adicara candhakipun.
Adicara ingkang angka sekawan wedharing pangandika saking panjenenganipun Bapak/Ibu…………… Dhumateng bapak/ibu………. wekdal sacekapipun kaaturaken. Sumangga.

=====
Kaaturaken agunging panuwun dhumateng panjenenganipun bapak/ibu……ingkang sampun kepareng paring pangandika.
Hadhirin wal hadhirat, kaum muslimin lan muslimat rahimakumullah, purwa lan madyaning pepanggihan sampun kita lampahi kanthi kalis ing rubeda. Tumapaking adicara salajengipun wedharing wursita aji saha tausiyah ingkang minangka sari lan wigatosing pepanggihan menika. Ingkang menika, dhumateng almukarron bapa kyai…..kasuwun paring pengaosan saha wedharing tausiyah ing pepanggihan pengaosan …… dalu punika. Dhumateng almukarrom …….. wekdal sacekapipun kaaturaken. Sumangga.

======

Ngaturaken sanget agunging panuwun dhumateng panjenanganipun almukarrom……ingkang sampun paring piwucal luhur dhateng para jamaah ing dalu menika. Saestu sedaya pangandika saha piwucal luhur menika ndadosaken tuladha tumrap kita ingkang rawuh saha midhangetaken wedharing pengaosan.
Para bapak, para ibu sarta sedherek sedaya rakhimakumullah, purnaning wedharing pengaosan menika, mracihnani bilih titi laksitaning adicara pepanggihan ing dalu punika sampun paripurna. Anamung saderengipun pepanggihan menika kapungkasi, kula ingkang piniji ndherekaken lampahing adicara, mbok bilih pinangih atur ingkang kirang nuju prana saha tindak tanduk ingkang kirang nengsemaken, kanthi andhap asoring manah kula nyuwun gunging samodra pangaksami.
Muslimin lan muslimat, ingkang kinurmatan, minangka pratandha panutuping adicara dalu punika, sumangga sareng-sareng kita ngunjukaken raos syukur dhateng ngarsanipun Gusti Allah SWT karana maos lafal Hamdalah, kula dherekaken. Alhamdulillaahirabbil’aalamiin.

Wusana, ngaturaken sugeng kundur mugi tansah rahayu ingkang sami pinanggih.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuhu.



Share:

Teks MC Peresmian Gedung TPA

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuhuh,

Innalhamdalillaah, nahmaduhu wanasta’inuhu wanastaghfirruhu, wana’uudzubillahi min syuruuri anfusina wa min sayyiati a’maalina, may yahdihillahu fala mudzillalah wa may yudlill fala haadiyalah, asyhadu an-laailaaha illallaah wahdahu laa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warasuuluhu. Amma ba’du. 

Al-mukarom Bapak Prof. H. Gunadi
Yang terhormat Bapak Lurah Desa Sumberagung
Yang kami hormati Kepala Dusun Pendulan
Yang kami hormati Ketua Takmir dan segenap Pengurus Masjid Taqwa Pendulan
Tamu undangan, serta jama’ah Masjid Taqwa Pendulan rakhimakumullah.

Syukur Al-lhamdulillah marilah kita senantiasa panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan Rahmat, Taufiq, Hidayah serta Inayyah-Nya kepada kita semua, yang mana sampai saat ini kita masih diberikan Iman, Islam dan kesehatan, sehingga pada malam hari ini kita dapat berkumpul di halaman masjid taqwa Pendulan dalam rangka “Peresmian gedung TPA dan pelantikan pengurus takmir Masjid Taqwa Pendulan periode 2015-2018”
Tak lupa Sholawat serta Salam, semoga Allah senantiasa mencurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta Keluarga dan Para Sahabatnya yang mana Beliau adalah Nabi yang membawa syafaat Allah, dan mudah-mudahan kita selaku umatnya mendapatkan syafaatNya pula di Yaumul Akhir. Aamiin.

 Perkenankanlah kami selaku pembawa acara, untuk membacakan susunan acara pada malam hari ini, adapun susunannya sebagai berikut:
Acara pertama Pembukaan
Dilanjutkan acara yang kedua yaitu sambutan ketua panitia
Adapun acara ketiga yaitu sambutan ketua takmir Masjid Taqwa Pendulan dilanjutkan serah terima dan pelantikan pengurus takmir masjid periode 2015-2018
Acara keempat berupa Peresmian gedung TPA dan potong pita
Acara yang keenam yaitu pengajian
Dan acara terakhir yaitu penutup
Demikian serangkaian acara pada malam hari ini.

Memasuki acara pertama, yaitu pembukaan. Dengan senantiasa memohon Ridho dari Allah, marilah acara pada malam hari ini kita buka dengan membaca bacaan basmallah bersama-sama. 
=Bismillaahirrahmanirrahiimm=
Semoga dengan membaca bacaan basmalah tadi, acara pada amalam hari ini dapat berjalan dengan lancar. Aamiin

Dilanjutkan dengan acara ke-2 yaitu sambutan ketua panitia yang akan disampaikan oleh Bapak Slamet Endarto. Kepada Beliau kami persilakan.
=====
Terima kasih kepada Bapak Slamet Endarto  yang telah memberikan sambutannya. Sambutan yang kedua akan disampaikan oleh Bapak Ponijo selaku ketua Takmir Masjid Taqwa Pendulan dilanjutkan serah terima dan pelantikan pengurus takmir Masjid Taqwa Pendulan periode 2015-2018. Dengan hormat, kepada Bapak Ponijo kami persilakan.
=====
Terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Ponijo yang telah memberikan sambutannya. Dan Alhamdulillahirabbil’alamin telah kita saksikan rangkaian prosesi pelantikan pengurus baru takmir Masjid Taqwa Pendulan periode 2015-2018.  Semoga Beliau-Beliau ini dapat mengemban amanah dengan baik.
Dilanjutkan dengan acara ke-4 yaitu Peresmian gedung TPA yang akan ditandai dengan potong pita. Kepada Bapak Prof. H. Gunadi kami persilakan.
=====
Dengan terpotongnya pita, maka telah diresmikan gedung TPA oleh Bapak Prof. H. Gunadi.
Hadhirin wal hadhirat, kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah,
Kini tibalah kita pada acara inti yaitu Mauidho Hasanah yang akan disampaikan oleh Bapak Prof. H. Gunadi . Kepada beliau waktu secukupnya kami persilakan.
=====
Demikian Tausiyah yang telah disampaikan oleh Al-Ustad Bpk Abu Hanifah, S.Ag. Kami ucapkan terimakasih kepada  beliau atas berkenannya memberikan Tausiyah pada malam hari ini. Semoga apa yang disampaikan Beliau dapat menambah rasa cinta kita pada Alloh SWT serta menambah iman dan taqwa kita. Aamiin.
Hadhirin wal hadhirat rakhimakumullah, Tibalah kita di penghujung acara yaitu Penutup.
Kami selaku Pembawa Acara mohon maaf yang setulus-tulusnya, apabila ada tutur kata yang tidak tata, kalimat yang tidak bermanfaat, ucapan yang  tidak sopan atau kurang berkenan dihati.

Marilah acara Pengajian pada malam hari ini kita tutup dengan membaca bacaan Hamdalah bersama-sama.  Alhamdulillaahi robbil ‘alamiin.
Akhirulkalam…

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuhuh.






Share:

Wednesday, June 1, 2016

Contoh Puisi Anekdot "Karena Siapa"

Haii semuaa, lagi-lagi aku posting sesuatu yang bersumber dari tugas sekolah. Hmmmm it's okay lah ya, InshaAllah bermanfaat. Kali ini tugas bahasa Indonesia, ceritanya sih ada tugas bikin puisi anekdot yang bahasanya nggak terlalu tinggi, nggak bertele-tele, dan mudah dipahami. Fyi, ini puisi dapet nilai tertinggi sekelas lho (hah!!! sombong amat -_-) hehe Alhamdulillah, padahal aku mbuatnya pagi-pagi mepet keburu berangkat sekolah dan setelah itu aku dimarahin ibukku gegara ngerjain PR pagi-pagi, soalnya malemnya aku juga nggak belajar nggak mbuka buku sama sekali and alhasil berangkat kesiangan. Hmmm.. okay check it out...

Karena Siapa

Indonesia punya beragam cara dan budaya
Ucap maaf bila salah, mudah mengulangnya
Isi waktu dengan kegiatan, nggosip kegiatannya
Cari nafkah dengan cara halal. korupsi jalannya
Segan dan enggan bertanggung jawab, ada benarnya

Atas kelakuan dan pustusannya
Karena pikiran dan perbuatannya
Seenaknya berucap "bukan saya"
Bukan saya, saya hanya menjalankan
Bukan saya, saya hanya diperintah
Bukan saya, saya hanya meniru dia

Atasan menggeser beban pada bawahan
Bawahan menggesernya ke bawah lagi
Dan demikian seterusnya
Hingga tiba suatu keberhasilan
Serentak semua berucap
"Itu karena saya"
Share: